![]() |
Sumber gambar : Ig @Mantan.Manten |
Bulan April 2019, Industri film tanah air diramaikan oleh kehadiran sebuah
film karya anak bangsa yang mengangkat kearifan lokal. Film karya Ferishat
Latjuba, Mantan Manten yang resmi rilis pada 6 April 2019 sudah mulai tayang di
bioskop di seluruh Indonesia. Mantan Mantern merupakan film lokal pertama
yang rilis pada bulan ini sekaligus menjadi inspirasi bagi para penikmat film
Indonesia, khususnya wanita. Mengapa? Karena kamu akan disuguhkan oleh alur
cerita dari seorang wanita yang berupaya untuk tetap tegar dalam menghadapi masalah
pelik yang tercipta serta berkolerasi dengan orang-orang yang dikasihinya.
Diperankan oleh aktris berbakat Atiqah Hasiholan (37) yang berduet dengan
Arifin Putra (31). Film ini juga didukung oleh Tuti Kirana (66), Tyo Pakusadewo
(55) serta komika Dodit Mulyanto (33) yang juga turut berakting dan membuat
gelak tawa. Film ini merupakan comeback Atiqah dalam kurun
waktu 3 tahun terakhir, setelah sebelumnya Atiqah selalu rajin menghiasi dunia
perfilman Indonesia setiap tahunnya. Film terakhir yang Atiqah perankan
terakhir kali adalah Wonderful Life (2016), yang diproduseri oleh sang suami,
Rio Dewanto. Film ini juga merupakan “reuni” antara Atiqah Hasiholan dan Tuti
Kirana, yang sebelumnya dipertemukan melalui film 3 Nafas Likas (2014).
Mantan Manten merupakan film bergenre drama yang akan mengantarkan kita
untuk dapat memetik pelajaran atas perjalanan hidup yang diluar rencana seorang
manusia. Manusia boleh berencana tapi Tuhan adalah pengatur segalanya. Seperti
Yasnina (Atiqah) yang digambarkan sebagai wanita yang sukses dalam materi dan
karir, dihadapkan oleh cobaan berat. Berbagai masalah datang satu persatu dan
harus berkorelasi dengan orang-orang yang ia percaya dan sayangi. Pelarian
hidup membawanya ke sebuah daerah bernama Tawangmangu, dan dipertemukan oleh
sosok yang akan merubah kehidupannya, bernama Budhe Mar (Tuti Kirana).
Film ini memberikan kita amanat yang mendalam. Setelah menonton film ini,
kesimpulan yang dapat aku tulis adalah bahwa dalam menjalani kehidupan, kita
dapat memegang 3 falsafah:
- Komitmen Dalam Berprofesi
Profesi bukan hanya sebuah pekerjaan yang dapat menghasilkan imbalan berupa
uang. Profesi adalah sebuah panggilan hati, dan senantiasa dilakukan dengan segenap
hati dalam melakukannya. Profesi, akan dijalankan sepanjang hidup. Maka,
pepatah jawa “Urip iku Urup”, menyarankan kepada setiap insan manusia untuk
memberi manfaat bagi orang lain.
- Mempunyai Pendirian Yang Kuat
Tidak semua orang yang dekat dengan kita, yang selalu ada bersama kita, pantas
untuk dapat kepercayaan dari diri kita secara penuh. Itu tandanya bahwa kita
tidak percaya pada diri sendiri. Penentu keputusan yang terbesar adalah diri
kita sendiri, bukan orang lain. “Believing
In Money And People”, yang artinya percaya pada uang dan orang, dapat
tergantikan dengan “Cengkir” (Kenceng Ing Pikir), yang artinya Tidak ragu
percaya dan yakin pada diri sendiri.
- Jangan Lari dari Kenyataan dan Terimalah Takdir
Hadapi dan jangan bersembunyi. Apapun yang kita miliki, harus kita gunakan
untuk menghadapi segala tantangan dan ujian. Jangan menjadi pengecut. Kelak,
pertolongan Tuhan akan datang, bahkan melalui orang yang tidak kita duga,
sehingga kita tetap diberikan kekuatan, ibarat "Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan". Jangan gampang sakit hati ketika musibah datang, dan jangan bersedih ketika kehilangan.
Dengan mengangkat isu sosial dan tema yang sangat mendalam, film
ini cocok ditonton bersama orang terdekat, bahkan keluarga dan teman sekalipun.
Dan semoga, film Mantan Manten dapat mengantarkan Atiqah Hasiholan, sang
pemeran utama untuk dapat memboyong salah satu award di ajang penghargaan
paling presitius di jagat perfilman Indonesia, yaitu Piala Citra dalam Festival
Film Indonesia (FFI). Sebelumnya, Atiqah Hasiholan mendapatkan 4 kali
kesempatan dalam nominasi untuk kategori Pemeran utama wanita Terbaik dan 1
kali untuk kategori Pemeran Pendukung wanita Terbaik. Semoga kali ini beruntung
ya, Atiqah!
0 komentar:
Posting Komentar