![]() |
Foto Bersama Peserta Expo UKM Istimewa (Dok.Pribadi) |
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui DinasKoperasi Usaha Kecil Menengah (DISKOP UKM) menyelenggarakan Pameran Usaha Kecil
Menengah (UKM) melalui pameran bertajuk Expo UKM Istimewa 2019 yang diselenggarakan pada 14-16 Februari 2019 bertempat di halaman
kantor Dinas Koperasi dan UKM DIY. Program ini merupakan implementasi program
kegiatan dinas koperasi dan UKM DIY, yaitu pemasaran UKM sekaligus bagian dari
program pengembangan UKM pada tahun 2019. Beberapa stand hasil produk lokal dan
rumah tangga ditampilkan dalam pameran tersebut. Kategori produkpun juga
bermacam-macam mulai dari makanan, minuman, pakaian hingga aksesoris.
Diadakannya pameran Expo UKM Istimewa 2019 menandai keseriusan pemerintah DIY dalam kepeduliannya untuk memajukan
usaha mikro, kecil dan menengah bagi penduduk lokal. Dalam menyelenggarakan
pemeran Expo UKM Istimewa 2019 tersebut, Pemerintah
DIY selaku penyelenggara membentuk lembaga yang membidangi penyelenggaraan UKM
yaitu Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM).
PLUT-KUMKM ini adalah lembaga yang menyediakan jasa-jasa non
finansial secara menyeluruh dan terintegrasi bagi koperasi dan usaha mikro,
kecil dan menengah dalam upaya meningkatkan kinerja produksi, pemasaran, akses
pembiayaan, pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan
kapasitas kewirausahaan, teknis, dan manajerial serta kinerja kelembagaan dalam
rangka meningkatkan daya saing KUMKM yang berada di DIY (ww.plutjogja.com). Dalam
pelayanannya, PLUT KUMKM Jogja memiliki 10 tenaga konsultan dalam bidang
berbeda yang siap untuk mengawal manajemen KUMKM di wilayah DIY.
Peran UMKM Dalam Perekonomian Negara dan Daerah
Gejolak krisis ekonomi pada tahun 1998-1999 tentu menjadi
catatan hitam bagi perjalanan pembangunan negeri ini. Bagaimana tidak, ekonomi
Indonesia seakan dijungkir balikkan yang semula berada dalam kendali
pemerintah, namun dalam sekejap menjadi lepas tanpa arah. Kenaikan harga bahan
pokok tak terbendung, seakan meroket bak satelit. Penjarahan terjadi
dimana-mana akibat dari langkanya bahan pokok dan sulit didapat. Bahkan, nilai
tukar rupiah terhadap mata uang dolar menembus angka fantastis pada masa itu.
Namun, seiring berjalannya waktu, perekonomian Indonesia
mulai kembali pulih. Siapa dalang dibalik itu? Yaitu UMKM. UMKM menjadi tiang
penyangga, atau fondasi terakhir kala ekonomi telah benar-benar terbelah dan
hanya menyisakan unsur paling bawah. Maka, sudah seharusnya sektor penting ini
diperkuat.
Indonesia sendiri setidaknya telah memiliki 153.171 unit
koperasi dan 59,70 juta UMKM (liputan6.com., 5 Januari 2018). Koperasi
menyumbang 4,48 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia Tahun
2017 (depkop.go.id). sedangkan untuk wilayah DIY, menurut paparan Rapat
Koordinasi Nasional DIY pada tahun 2017, tercatat ada 2.380 koperasi dan
238.619 UMKM di DIY, yang tersebar dalam 5 kabupaten dan kota. Koperasi dan
UMKM tersebut telah berkontribusi terhadap
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY sebesar 79,64%.
PERWIRA, Wadah Bagi Wanita yang Ingin Selalu Berkarya
Dalam pameran Expo UKM Istimewa 2019 , tampak beberapa stand UMKM
tersebar untuk menarik perhatian pengunjung, salah satunya adalah Perhimpunan
Wirausaha Wanita atau disingkat PERWIRA. Wah, nama yang cukup unik mengingat
istilah tersebut lekat dengan kemiliteran dan kaum lelaki, namun justru
digunakan sebagai nama dari organisasi pada bidang ekonomi dan didekikasikan untuk
wanita. Hebat!
Salah satu anggota PERWIRA perwakilan Kota Yogyakarta, Ibu
Esti mengaku bahwa PERWIRA ini didirikan untuk menjadi wadah bagi kaum wanita
yang telah dan ingin menekuni di bidang entrepeneurship.
Wanita yang selama ini identik dengan kegiatan rumah tangga, kini dapat
memiliki indepensi melalui profesi yang dapat digeluti sambil tetap menjalani
kewajiban sebagai rumah tangga, yaitu berwirausaha. Ibu Esti sendiri merupakan
anggota PERWIRA yang sudah setahun ini aktif dalam keanggotaan. Beliau merupakan
distributor produk UMKM.
Membicarakan mengenai organisasi PERWIRA, tahukan anda bahwa PERWIRA
berinduk di kota Jakarta atas inisiasi dari pengacara kondang Elza Syarif? Ya,
ibu Elza yang identik dengan ranah hukum dan pengadilan rupanya memiliki
kepedulian pada bidang ekonomi. Beliau mendirikan perhimpunan Wirausaha Wanita
(PERWIRA) pada 17 Februari 2016. Tujuan didirikannya PERWIRA adalah untuk
mencetak wanita tangguh yang bersiap menghadapi era persaingan Masyakarat Ekonomi
ASEAN (MEA) sehingga mampu bersaing secara kualitas (beritasatu.com, 26
Februari 2016).
![]() |
Stand Perwira di Jogja Expo Dinas Koperasi dan UKM DIY (Dok.Pribadi) |
Utamakan Berbagi Pengalaman dan Kesempatan
Ibu Esti mengungkapkan, PERWIRA menerima secara terbuka
keanggotaan baru bagi para wanita di DIY yang ingin menjadi bagian dari
perhimpunan. Bahkan, tidak harus telah memiliki usaha, bagi yang ingin belajar
untuk menjadi wirausaha dipersilahkan. Karena, dalam PERWIRA, hal yang menjadi
utama adalah berbagi ilmu dan pengalaman. Beberapa anggota PERWIRA baik di
tingkat Daerah atau Kabupaten/kota yang telah memiliki usaha besar, akan
membagikan resep berwirausaha melalui pertemuan yang sering diadakan. adapun
pertemuan rutin dilakukan setiap bulan, dan pertemuan tahunan dilaksanakan
ketika ulang tahun PERWIRA. Sedangkan pertemuan dalam impelementasi program
juga turut diadakan seperti pameran dan pelatihan.
Untuk produk UMKM yang dipamerkan dalam stand PERWIRA Kota
Yogyakarta, selaku stand yang saya
wawancari adalah produk makanan mulai dar Cireng, Bawang Goreng, Teri Balado,
dan berbagai manisan. Kemudian untuk aksesoris, terlihat seperti tas laptop,
kalung dan pernak pernik lainnya. Itu semua merupakan produk UMKM dari anggota
PERWIRA yang terdiri dari wanita tangguh dan mandiri, yang selalu ingin
berkarya, mulai dan berkembang secara bersama-sama dan bermanfaat bagi satu
sama lain.
![]() |
Ibu Eni, anggota PERWIRA (Dok.Pribadi) |
0 komentar:
Posting Komentar