Jogja Halal Food Expo 2019
menyapa warga Yogyakarta. Ajang pameran yang menyuguhkan berbagai UMKM (Usaha
Mikro Kecil Menengah) unggulan dari sektor usaha kuliner dari wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) ini berlangsung pada 20-21 Februari 2019 di Jogja
Expo Center (JEC) Banguntapan, Bantul. Berderet-deret stand kuliner bertengger di sepanjang ballroom JEC yang datang dari beragam bidang usaha, tak terkecuali
makanan. Tentu saja sangat memanjakan para pecinta kuliner halal, yang tak diragukan
lagi ketika menyantapnya.
Agenda Jogja Halal Food Expo 2019
merupakan bagian dari serangkaian program acara Jogja Heboh, yang dimulai sejak
1 Februari 2019 dan berlangsung hingga 28 Februari 2019. Adapun agenda Jogja
Halal Food merupakan kolaborasi dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah(KUKM) melalui Pusat Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT) Yogyakarta, Majelis Ulama Indonesia dan berbagai instansi
pendukung lainnya. Tentu saja acara ini sangat disambut baik oleh masyarakat
mengingat Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk agama Islam terbesar
di dunia. Sehingga, diharapkan bahwa halal dapat menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat muslim di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi destinasi wisata halal
dunia.
Dari deretan stand yang unjuk gigi di acara pameran tersebut, muncul sebuah stand yang terdiri dari berbagai produk,
dengan ragam yang banyak dengan brand berbeda. Stand tersebut merupakan stand
dari Bank Indonesia, induk dari segala induk perbankan di Indonesia. Bank
Indonesia rupanya memamerkan produk dari hasil UMKM binaan di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), dan datang dari 5 kabupaten/kota yaitu Sleman,
Bantul, Yogyakarta, Gunungkidul hingga Kulon Progo. Selain memberikan lokakarya
berupa manajemen keuangan pada UMKM berupa akuntansi dan perpajakan, Bank Indonesia
juga memberikan kesempatan untuk ajang promosi dan pemasaran dalam agenda yang
menarik dan menyedot masyarakat luas.
![]() |
Stand Bank Indonesia turut meramaikan Jogja Halal Food Expo 2019 dengan produk UMKM Binaan (Dok. Pribadi) |
Pak Jipong, merupakan salah satu
pelaku UMKM yang berhasil mendapatakan kesempatan untuk bergabung dalam UMKM binaan
Bank Indonesia dan produknya dapat terpajang di stand Bank Indonesia. Pak Jipong, dengan produk sambal “Ji-Pong” adalah
sambal buatan tanpa bahan pengawet dan telah terjamin kehalalannya. Pak Ji-Pong
yang mulai merintis usaha dari pedagang kaki lima pinggir jalan, dari pagi
hingga malam ternyata membuahkan hasil kini, beliau dapat memiliki industri
rumah sendiri untuk produk sambal yang super nendang. Pak-Jipong berhasil
memikat para selebriti dan turis mancanegera untuk mencicipi produknya. Beliau pun
akhirnya dapat memiliki 3 outlet di wilayah DIY. Berikut foto yang saya peroleh
dari facebook beliau. Hebat sekali ya!
![]() |
Pak Jipong bersama selebriti tanah air (Sumber: https://web.facebook.com/pg/Jipong-Ayam-kampung-Bebek-Goreng-Kukus-Special-Sambel-kecap-Buah-seger) |
Varian dari produk Pak Ji-Pong
bermacam-macam, mulai dari sambal kecap (produk rintisan), kemduian meranmbah
ke sambal terasi, sambal bawang, kerupuk hingga ayam dan bebek goreng kukus. Beliau
juga menerima pesanan dalam bentuk nasi box dan snack. pak Ji-Pong menceritakan
bahwa dalam meramu sambal buatannya, beliau betul-betul memperhatikan bahan
bakunya, yaitu terasi dan kecap. Untuk terasi, beliau memilih terasi khas Pati,
dan kecap beliau memilih kecap khas Kebumen, karena terkenal gurih dan cocok
dijadikan ramuan sambalnya. Tanpa bahan pengawet, higienis dan puedess tenak
rek! Kenapa? Pedasnya ada levelnya mulai dari pedas, super pedas, super duper
pedas, super duper double pedas dan terakhir? Berani coba? Super duper triple
pedas, duh! Terbayang tidak ya pedasnya bagaimana? Harga yang dibanderol untuk kaleng terkecil hanya Rp. 25.000,- saja.
Lain Pak Jipong, lain pula Pak
Agus. Pak Agus yang baru saja bergabung dalam UMKM Binaan Bank Indonesia pada
tahun 2018 lalu juga bersyukur dapat diberikan kesempatan. Produk beliau,
Superbram, yaitu bawang goreng berasal dari bawang merah Srikayang khas Kulon
Progo dapat bertengger di stand Bank
Indonesia. Bawang gorengnya pun telah mendapat sertifikasi halal dari MUI. Bawang
gorengya terdiri dari 3 varian rasa, yaitu original, pedas dan gurih. Tanpa
penyedap rasa dan tanpa bahan pengawet. Sangat direkomendasikan untuk teman
makan, apalagi yang berkuah. Maknyus!
Pak Agus kini dapat mempunyai
pabrik sendiri di Kulon Progo dengan karyawan 20 orang. Bahkan, dalam sehari,
pabrik beliau mampu mengolah 50 kilogram bawang. Produknya juga telah menyapa ke
wilayah Sumatera dan Kalimantan. Agen-agen Pak Agus juga tersebar di beberapa
kota, sehingga membantu beliau untuk memperluas jaringan pemasaran untuk dapat
memperkenalkan bawang goreng khas Kulon Progo. Beliau bangga sekali. Untuk produknya, Pak Agus menawarkan harga mulai dari Rp. 20.000,- per satu kemasan botol 75 gram. Terjangkau!
Setelah melakukan wawancara
dengan keduanya, saya jadi tertarik untuk membeli produknya. Dan sampai di
rumah, tidak sabar untuk mencicipinya. Mari, dukung program pengembangan UMKM
Indonesia, mengangkat citra dan budaya lokal nusantara, Bakti untuk negara.
![]() |
Visit Jogja Halal Food Expo 2019 (Dok. Pribadi) |
0 komentar:
Posting Komentar